ku tahu kamu bosan, ku tahu kamu jenuh
ku tahu kamu tak tahan lagi
ini semua salahku, ini semua sebabku
ku tahu kamu tak tahan lagi
(jangan sedih, jangan sedih
aku pasti setia)
reff:
aku takut kamu pergi
kamu hilang, kamu sakit
aku ingin kau di sini
di sampingku selamanya
Hannasav_cr7
Selasa, 15 Februari 2011
Minggu, 06 Februari 2011
Merah vs Biru
Laga 'Biru' vs 'Merah' menjadi milik 'Si Merah'. Di hadapan puluhan ribu orang yang memadati Stamford Bridge, Liverpool menundukkan Chelsea 1-0.
Laga yang berlangsung Minggu (6/1/2011) malam WIB ini menjadi kian menarik karena Fernando Torres dimainkan Chelsea sejak awal. Beberapa kali ia mendapatkan cemoohan dari pendukung Liverpool.
Torres juga sempat mendapatkan pelanggaran keras dari Daniel Agger--ini menjadikan Agger sebagai pemain pertama dari Liverpool yang melakukan pelanggaran terhadap bomber asal Spanyol itu.
Namun demikian, Torres juga sempat mendapatkan peluang di menit 31 ketika menerima umpan terobosan Didier Drogba. Sial baginya, tendangannya dari dalam kotak penalti masih bisa diblok Jamie Carragher.
Dua menit berselang, Maxi Rodriguez membuang percuma peluang di depan gawang. Menerima umpan dari Steven Gerrard, Maxi melepaskan tendangan ke arah gawang, yang sudah ditinggal beberapa langkah oleh Petr Cech.
Sial bagi Maxi, tendangannya membentur mistar.
Liverpool akhirnya memimpin 1-0 di menit 69--ketika Torres sudah ditarik ke bangku cadangan oleh Carlo Ancelotti.
Gol Liverpool tercipta dengan diawali oleh umpan silang Gerrard dari sisi kanan. Bola gagal dihalau dengan sempurna oleh Branislav Ivanovic yang ada di depan gawang Chelsea.
Bola kemudian jatuh di area tiang jauh, di mana ada Raul Meireles di sana. Lewat satu sepakan voli, Meireles pun langsung menghantamkan bola ke gawang Chelsea.
Kebobolan satu gol, Chelsea langsung membalas. Pada menit 73, Anelka mengirim umpan terobosan kepada Florent Malouda. Tapi tembakan yang dilepaskan nama terakhir masih bisa dihalau oleh Jose Reina.
Fabio Aurelio sempat mendapatkan kans emas di menit 82. Dari sisi kiri, ia menusuk pertahanan Chelsea, mengecoh seorang bek, dan melepaskan tendangan. Hasilnya? Petr Cech masih bisa memblok tendangannya.
Dan laga pun berakhir di menit 94. Skuad arahan Kenny Dalglish itu pulang dengan membawa tiga poin.
Akibat kekalahan ini, Chelsea tetap berada di posisi empat dengan nilai 44. Kekalahan ini juga memutus tiga kemenangan yang selalu mereka dapatkan dalam tiga laga sebelumnya.
Sementara bagi Liverpool, kemenangan ini membawa mereka naik ke urutan enam dengan mengantongi nilai 38.
Susunan Pemain
Chelsea: Cech, Terry, Ivanovic, Ashley Cole, Bosingwa (David Luiz 73), Mikel (Malouda 71), Lampard, Essien, Anelka, Drogba, Torres (Kalou 66).
Liverpool: Reina, Skrtel, Agger, Carragher, Kelly, Johnson, Maxi (Aurelio 75), Lucas, Meireles (Poulsen 84), Gerrard, Kuyt.
Laga yang berlangsung Minggu (6/1/2011) malam WIB ini menjadi kian menarik karena Fernando Torres dimainkan Chelsea sejak awal. Beberapa kali ia mendapatkan cemoohan dari pendukung Liverpool.
Torres juga sempat mendapatkan pelanggaran keras dari Daniel Agger--ini menjadikan Agger sebagai pemain pertama dari Liverpool yang melakukan pelanggaran terhadap bomber asal Spanyol itu.
Namun demikian, Torres juga sempat mendapatkan peluang di menit 31 ketika menerima umpan terobosan Didier Drogba. Sial baginya, tendangannya dari dalam kotak penalti masih bisa diblok Jamie Carragher.
Dua menit berselang, Maxi Rodriguez membuang percuma peluang di depan gawang. Menerima umpan dari Steven Gerrard, Maxi melepaskan tendangan ke arah gawang, yang sudah ditinggal beberapa langkah oleh Petr Cech.
Sial bagi Maxi, tendangannya membentur mistar.
Liverpool akhirnya memimpin 1-0 di menit 69--ketika Torres sudah ditarik ke bangku cadangan oleh Carlo Ancelotti.
Gol Liverpool tercipta dengan diawali oleh umpan silang Gerrard dari sisi kanan. Bola gagal dihalau dengan sempurna oleh Branislav Ivanovic yang ada di depan gawang Chelsea.
Bola kemudian jatuh di area tiang jauh, di mana ada Raul Meireles di sana. Lewat satu sepakan voli, Meireles pun langsung menghantamkan bola ke gawang Chelsea.
Kebobolan satu gol, Chelsea langsung membalas. Pada menit 73, Anelka mengirim umpan terobosan kepada Florent Malouda. Tapi tembakan yang dilepaskan nama terakhir masih bisa dihalau oleh Jose Reina.
Fabio Aurelio sempat mendapatkan kans emas di menit 82. Dari sisi kiri, ia menusuk pertahanan Chelsea, mengecoh seorang bek, dan melepaskan tendangan. Hasilnya? Petr Cech masih bisa memblok tendangannya.
Dan laga pun berakhir di menit 94. Skuad arahan Kenny Dalglish itu pulang dengan membawa tiga poin.
Akibat kekalahan ini, Chelsea tetap berada di posisi empat dengan nilai 44. Kekalahan ini juga memutus tiga kemenangan yang selalu mereka dapatkan dalam tiga laga sebelumnya.
Sementara bagi Liverpool, kemenangan ini membawa mereka naik ke urutan enam dengan mengantongi nilai 38.
Susunan Pemain
Chelsea: Cech, Terry, Ivanovic, Ashley Cole, Bosingwa (David Luiz 73), Mikel (Malouda 71), Lampard, Essien, Anelka, Drogba, Torres (Kalou 66).
Liverpool: Reina, Skrtel, Agger, Carragher, Kelly, Johnson, Maxi (Aurelio 75), Lucas, Meireles (Poulsen 84), Gerrard, Kuyt.
Rentetan Kekalahan Chelsea
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir kubu Chelsea terus dilanda masalah inkonsistensi permainan. Suatu hari mereka bisa tampil baik, namun di lain waktu mereka mengalami kesulitan meraih kemenangan.
Situasi ini terbilang mengherankan, pasalnya jika ditilik dari segi teknis, The Blues bertaburan pemain bintang serta didukung pelatih sekaliber Carlo Ancelotti. Namun nyatanya Chelsea masih terus berkutat dengan hasil buruk.
Hal itu jelas mengundang beragam pernyatan dari sejumlah pihak, akan tetapi menurut Drogba situasi yang tengah melanda timnya saat ini terlalu kompleks. Menurutnya ada beragam faktor yang membuat timnya tampil dibawah level permainan terbaiknya di musim ini.
Striker asal Pantai Gading itu menilai reformasi pemain yang terjadi di musim ini serta persoalan cedera menjadi faktor kunci dari buruknya performa tim.
"Selama situasi (cedera) itu masih berlangusng mungkin hasil buruk masih akan menghampiri,” ucapnya kepada Sports Illustrated.
"Selain itu banyak pemain kami yang mengalami cedera,” imbuhnya.
Sementara itu dari segi reformasi pemain guna melakukan peremajaan tim, Drogba enggan menyalahkan, menurutnya pemain-pemain muda yang baru masuk ke tim utama masih mengalami kesulitan adaptasi sehingga kerjasama antar pemain belum terbina dengan baik.
“Tim telah banyak berubah dibanding tahun lalu. Kami kehilangan lima pemain hebat seperti (Michael) Ballack, (Juliano) Belletti, Deco, (Ricardo) Carvalho dan Joe Cole.”
"Kami menggantikan mereka dengan pemain muda seperti (Jeffrey) Bruma, (Gael) Kakuta, (Josh) McEachran dan (Patrick) van Aanholt. Mereka adalah pemain bagus, namun mereka masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi," pungkasnya.
Kedua faktor inilah yang dianggap Drogba sebagai biang keladi kekalahan timnya belakangan ini, akan tetapi ia mengaku tetap optimis timnya akan segera memperbaiki performa.
Situasi ini terbilang mengherankan, pasalnya jika ditilik dari segi teknis, The Blues bertaburan pemain bintang serta didukung pelatih sekaliber Carlo Ancelotti. Namun nyatanya Chelsea masih terus berkutat dengan hasil buruk.
Hal itu jelas mengundang beragam pernyatan dari sejumlah pihak, akan tetapi menurut Drogba situasi yang tengah melanda timnya saat ini terlalu kompleks. Menurutnya ada beragam faktor yang membuat timnya tampil dibawah level permainan terbaiknya di musim ini.
Striker asal Pantai Gading itu menilai reformasi pemain yang terjadi di musim ini serta persoalan cedera menjadi faktor kunci dari buruknya performa tim.
"Selama situasi (cedera) itu masih berlangusng mungkin hasil buruk masih akan menghampiri,” ucapnya kepada Sports Illustrated.
"Selain itu banyak pemain kami yang mengalami cedera,” imbuhnya.
Sementara itu dari segi reformasi pemain guna melakukan peremajaan tim, Drogba enggan menyalahkan, menurutnya pemain-pemain muda yang baru masuk ke tim utama masih mengalami kesulitan adaptasi sehingga kerjasama antar pemain belum terbina dengan baik.
“Tim telah banyak berubah dibanding tahun lalu. Kami kehilangan lima pemain hebat seperti (Michael) Ballack, (Juliano) Belletti, Deco, (Ricardo) Carvalho dan Joe Cole.”
"Kami menggantikan mereka dengan pemain muda seperti (Jeffrey) Bruma, (Gael) Kakuta, (Josh) McEachran dan (Patrick) van Aanholt. Mereka adalah pemain bagus, namun mereka masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi," pungkasnya.
Kedua faktor inilah yang dianggap Drogba sebagai biang keladi kekalahan timnya belakangan ini, akan tetapi ia mengaku tetap optimis timnya akan segera memperbaiki performa.
Wolverhampton akhiri Catatan Tak Terkalahkan MU
Klub papan bawah Wolverhampton Wanderers sukses membuat kejutan dengan menghadiah pemuncak klasemen Manchester United kekalahan perdana di Liga Premier musim ini setelah menang 2-1, Sabtu (5/2).
MU yang tidak terkalahkan sejak April lalu sebenarnya cuma butuh satu pertandingan lagi untuk mengalahkan rekor tak terkalahkan mereka sebanyak 29 laga pada tahun 1999.
Kekalahan ini membuat MU gagal menjauhi Arsenal yang di laga sebelumnya cuma bermain imbang. MU unggul empat poin dari Arsenal. Wolverhampton sendiri masih terbenam di dasar klasemen dengan 24 angka.
MU mengawali laga dengan sempurna. Pertandingan baru berjalan tiga menit MU sudah mampu memimpin berkat tendangan kaki kiri Luis Nani dari sudut sempit.
Bahkan dua menit kemudian, keunggulan MU seharusnya bertambah andai tendangan penyerang Wayne Rooney tidak mampu diamankan Hennessey.
Pada menit 10, Wolverhampton mampu menyamakan kedudukan melalui George Elokobi yang menuntaskan sebuah umpan matang dari Jarvis.
Selepas itu pertandingan berjalan seimbang. Wolverhampton pun berani meladeni permainan MU. Lima menit sebelum jeda, Wolverhampton sukses berbalik unggul saat tendangan bebas Nenad Milijas ditanduk Kevin Doyle.
Di babak kedua, MU mencoba meningkatkan tempo permainan. Pelatih MU Sir Alex Ferguson memasukan Paul Scholes dan Javier Hernandez untuk mempertajam daya gedor timnya.
Namun hal ini tidak banyak membantu. Red Devils sangat kesulitan menembus pertahanan kokoh Wolverhampton yang dikomandani Roland Zubar.
Kegagalan menyamakan kedudukan membuat pemain MU dilanda frustrasi. Scholes sampai sempat mencoba mencetak gol dengan tangannya. Sampai peluit panjang berbunyi, MU tak mampu mencetak gol penyeimbang.
MU yang tidak terkalahkan sejak April lalu sebenarnya cuma butuh satu pertandingan lagi untuk mengalahkan rekor tak terkalahkan mereka sebanyak 29 laga pada tahun 1999.
Kekalahan ini membuat MU gagal menjauhi Arsenal yang di laga sebelumnya cuma bermain imbang. MU unggul empat poin dari Arsenal. Wolverhampton sendiri masih terbenam di dasar klasemen dengan 24 angka.
MU mengawali laga dengan sempurna. Pertandingan baru berjalan tiga menit MU sudah mampu memimpin berkat tendangan kaki kiri Luis Nani dari sudut sempit.
Bahkan dua menit kemudian, keunggulan MU seharusnya bertambah andai tendangan penyerang Wayne Rooney tidak mampu diamankan Hennessey.
Pada menit 10, Wolverhampton mampu menyamakan kedudukan melalui George Elokobi yang menuntaskan sebuah umpan matang dari Jarvis.
Selepas itu pertandingan berjalan seimbang. Wolverhampton pun berani meladeni permainan MU. Lima menit sebelum jeda, Wolverhampton sukses berbalik unggul saat tendangan bebas Nenad Milijas ditanduk Kevin Doyle.
Di babak kedua, MU mencoba meningkatkan tempo permainan. Pelatih MU Sir Alex Ferguson memasukan Paul Scholes dan Javier Hernandez untuk mempertajam daya gedor timnya.
Namun hal ini tidak banyak membantu. Red Devils sangat kesulitan menembus pertahanan kokoh Wolverhampton yang dikomandani Roland Zubar.
Kegagalan menyamakan kedudukan membuat pemain MU dilanda frustrasi. Scholes sampai sempat mencoba mencetak gol dengan tangannya. Sampai peluit panjang berbunyi, MU tak mampu mencetak gol penyeimbang.
Dari Merah ke Biru
Penampilan perdana Fernando Torres di Chelsea tidak memuaskan dengan dibekuknya The Blues 0-1 oleh klub yang baru ditinggalkan Torres, Liverpool. Debut Torres di klub barunya itu belum bisa memberi banyak kontribusi buat skuad Carlo Ancelotti.
Namun Ancelotti tidak mempermasalahkan dan kecewa dengan performa Torres yang baru saja dibelinya dengan harga selangit itu, Rp 724 miliar. Ia justru membela Torres yang belakangan dicap sebagai pengkhianat oleh pendukung Liverpool.
"Kita harus memberikan Torres waktu untuk menyesuaikan dengan bentuk (tim)," kata Ancelotti seusai menyaksikan penampilan pertama Torres dalam duel melawan Liverpool di Stamford Bridge Senin (7/2) dinihari WIB.
"Masalahnya bukan di Torres. Kami kesulitan menemukan ruang yang cukup di lini depan karena pertahanan Liverpool sangat baik. Mereka menempatkan tiga pemainnya di lini tengah, dan kami tidak menemukan cara yang tepat untuk menyerang mereka," kata Ancelotti.
Menurut Ancelotti Torres masih harus melakukan penyesuaian dengan timnya agar bisa lebih solid lagi. "Dia harus berusaha dalam pelatihan untuk menggabungkan dengan striker lain. Kami harus memberi dia waktu untuk beradaptasi, itu hal yang normal," ujar Ancelotti.
Namun Ancelotti tidak mempermasalahkan dan kecewa dengan performa Torres yang baru saja dibelinya dengan harga selangit itu, Rp 724 miliar. Ia justru membela Torres yang belakangan dicap sebagai pengkhianat oleh pendukung Liverpool.
"Kita harus memberikan Torres waktu untuk menyesuaikan dengan bentuk (tim)," kata Ancelotti seusai menyaksikan penampilan pertama Torres dalam duel melawan Liverpool di Stamford Bridge Senin (7/2) dinihari WIB.
"Masalahnya bukan di Torres. Kami kesulitan menemukan ruang yang cukup di lini depan karena pertahanan Liverpool sangat baik. Mereka menempatkan tiga pemainnya di lini tengah, dan kami tidak menemukan cara yang tepat untuk menyerang mereka," kata Ancelotti.
Menurut Ancelotti Torres masih harus melakukan penyesuaian dengan timnya agar bisa lebih solid lagi. "Dia harus berusaha dalam pelatihan untuk menggabungkan dengan striker lain. Kami harus memberi dia waktu untuk beradaptasi, itu hal yang normal," ujar Ancelotti.
Minggu, 30 Januari 2011
d`masiv
d'Masiv merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Anggotanya 5 orang yaitu Rian Ekky Pradipta (vokal), Dwiki Aditya Marsall (gitaris), Nurul Damar Ramadan (gitaris), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bass), dan Wahyu Piadji (drum). Nama d'Masiv belakangan disejajarkan dengan band-band "papan atas" Indonesia seperti Ungu, Nidji, atau Peterpan karena popularitas lagu-lagu mereka.
d'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret 2003. Nama d'Masiv sendiri berasal dari kata dalam bahasa Inggris "massive" sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah musik nasional. Nama mereka mulai melambung setelah berhasil memenangkan kompetisi musik A Mild Live Wanted pada tahun 2007. d'Masiv akhirnya merilis album pertama mereka berjudul "Perubahan" pada tahun 2008 dengan lagu "Cinta Ini Membunuhku" sebagai lagu andalannya. Lagu ini sangat populer sehingga semakin melambungkan nama mereka di kancah musik nasional. Di akhir tahun 2008, d'Masiv membuat wadah perkumpulan bagi para penggemarnya dengan nama Masiver.[1]
Pada tahun 2009, d'Masiv merilis mini album baru yang berisi 2 buah lagu berjudul "Mohon Ampun Aku" dan "Jangan Menyerah". Menurut Rian, vokalis d'Masiv, proses pembuatan mini album ini sangat singkat dan dirilis untuk menyongsong bulan Ramadan 1430 H yang jatuh menjelang akhir bulan Agustus 2009.[2]
Pada tahun 2009, d'Masiv merilis mini album baru yang berisi 2 buah lagu berjudul "Mohon Ampun Aku" dan "Jangan Menyerah". Menurut Rian, vokalis d'Masiv, proses pembuatan mini album ini sangat singkat dan dirilis untuk menyongsong bulan Ramadan 1430 H yang jatuh menjelang akhir bulan Agustus 2009.[2]
d'Masiv sempat diberitakan sebagai penjiplak karya musik band lain. Kredibilitas Anugerah Musik Indonesia Ke-12 tahun 2009 pun sempat diragukan hanya karena memasukkan nama band ini sebagai salah satu nominasi peraih penghargaan Artis Pendatang Baru Terbaik. Anggota Dewan Pengarah AMI Seno M. Hardjo bahkan mengatakan pihaknya kecolongan dengan masuknya D’Masiv.
Beberapa dari lagu yang dituduh menjiplak tersebut di antaranya adalah lagu berjudul Dilema yang dianggap mencontek hampir semua bagian dari lagu Soldier’s Poem yang dibawakan band populer asal Inggris, Muse. Lagu Dan Kamu dianggap menjiplak Head Over Heels (In This Life) milik band Switchfoot asal San Diego, Amerika Serikat. Lagu Switchfoot lainnya yang berjudul Awakening juga dianggap dicontek intro dan ketukan ritmenya dalam lagu Diam Tanpa Kata. Intro lagu Luka Ku sendiri dianggap sangat mirip dengan Drive-nya Incubus, sementara intro lagu Cinta Sampai di Sini dianggap persis dengan intro lagu Into The Sun milik band Lifehouse dari Los Angeles, AS. Semua lagu itu ada di album perdana d'Masiv yang berjudul Perubahan. [3] Diberitakan pula sumber di internet yang juga mengatakan bahwa lagu "Cinta Ini Membunuhku adalah hasil jiplakan dari lagu "I Don't Love you" milik My Chemical Roamnce. Lagu sebelah mata juga menurut mereka memiliki kemiripan intro dengan lagu dari Fall Out Boy ,"The Take Over The Breaks Over. Dan intro lagu "Tak Pernah Rela" mirip seperti lagunya Keane, "Is It any Wonder." Belakangan, muncul lagi berita bahwa lagu terbaru d'Masiv Jangan Menyerah menjiplak lagu Muse yang berjudul Falling Away With You.[4]
Tidak hanya lagu-lagu mereka yang disorot menjiplak hasil karya orang lain. Sampul album pertama d'Masiv yang berjudul "Perubahan" juga dituduh meniru salah satu sampul album dari band Aerosmith (lihat gambar). [5]
D’Masiv sendiri menolak semua tudingan bahwa mereka adalah band plagiator yang hanya bisa menjiplak lagu musisi lain. Dalam jumpa pers yang digelar di Hard Rock Cafe Jakarta pada tanggal 1 April 2009, vokalis Rian mengaku dia dan grupnya hanya terinspirasi lagu-lagu dari musisi luar seperti Muse, Switchfoot, dan Incubus.
Tim Nasional Sepak Bola Indonesia
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepakbola Asia.
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand
Langganan:
Komentar (Atom)






